Minggu, September 25, 2011

by Kahlil Gibran

0
“Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini… pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang”

“Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai… Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya”

“Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku… sebengis kematian… Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara…, di dalam pikiran malam. Hari ini… aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan… sekecup ciuman”

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…”

“…pabila cinta memanggilmu… ikutilah dia walau jalannya berliku-liku… Dan, pabila sayapnya merangkummu… pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu…”
“…kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang”

“Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta… terus hidup… sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan…”

“Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan”

(Kahlil Gibran)
Read more
Relate

Senin, Agustus 08, 2011

0


Jika Tuhan dapat memberiku hidup satu kali lagi, takkan pernah aku lalai mengucap syukur . . .
Jika Tuhan dapat memberiku hidup satu kali lagi, takan ku sia-siakan apa yang telah Dia beri padaku . .

Betapa berat langkah yang kutempuh saat ini, mungkin karena aku lalai dan melupakan atas segala nikmat yang telah Kau beri . .

Ingin rasanya aku mengulang hari . .
agar hidupku lebih bermanfaat untuk orang-orang yang aku cintai . .
mungkin memang sudah terlambat, hanya saja aku ingin berkata . . Ya Tuhan, maafkan aku . . . :(

Read more

Sabtu, Agustus 06, 2011

10 Lelaki Idaman Wanita

0
Read more

Rabu, Juni 29, 2011

Belajar dari burung dan cacing

0

Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing .

Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yang diperlukan.


Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus "puasa". Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus "berpuasa". Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya "kantor" yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri.

Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai. Kita tidak pernahmelihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri penderitaannya. Kita lihat burung tetap optimis akan rizki yang dijanjikan Allah. Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya. Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada diatas dan dilain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kelebihan dan di lain waktu kekurangan. Suatu waktu kekenyangan dan dilain waktu kelaparan. Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing. Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga. Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati. Tapi kita lihat, dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk mencari rizki. Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu. Sekarang kita lihat manusia. Kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih. Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung atau cacing?


Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi? Padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena putus asa. Rupa-rupanya kita perlu banyak belajar dari burung dan cacing.


http://1001motivation.blogspot.com

Read more

Minggu, Juni 19, 2011

Semua Tentangmuu

0
semua tentangmu selalu membekas di hati ini
cerita cinta kita berdua akan selalu
semua kenangan tak mungkin bisa (ku lupakan ku hilangkan)
takkan mungkin ku biarkan cinta kita berakhir


ku tak rela, ku tak ingin kau lepaskan semua
ikatan tali cinta yang tlah kita buat selama ini

aku di sini selalu menanti
ku takkan letih menunggumu
aku di sini (aku di sini) selalu menanti (selalu menanti)
ku takkan letih menunggumu (menunggumu)
Read more
0
Read more

Hanya Dengan Tangisan

0
ku ingin kau mengerti apa yang ku rasa . .
tak banyak yang dapat aku ungkapkan, hanya dengan tangisan aku dapat menyampaikannya . .

kau tak pernah tau apa yang ku rasa . .
hanya dengan tangisan kau pasti kan mengerti . .

terkadang sakit . . namun ku coba bertahan . .

tak banyak yang dapat aku ungkapkan . .
hanya dengan tangisan semoga kau mengerti apa yang ku rasa . .
hanya dengan tangisan disaat aku rasa sakit . .
hanya dengan tangisan . .
tangisan . .
Read more